khutbah jumat
Khutbah Jum'at : Lailatul Qadar dan Kwalitas Do'a Kita
الحمد لله
الذي إختص شهر رمضان بفضيلة الصيام من بين سائر الشهور. وفتح فيه أبواب الجنان بما
فيها من السرور والحبور. أحمده سبحانه وهو أحق محمود وأعظم مذكور. وأشكره على نعم
تتجدد بالرواح والبكور. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له على رغم أنف كل
مشرك كفور. شهادة أدخرها لهول يوم النشور. وأرجو بها النجاة من دار الهوان والثبور.
وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أفضل داع إلى الخيرات ومحذر من الشرور. أللهم صل
وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى أله وأصحابه الذين هم للإهتداء نجوم وللظلم بدور.
أما بعد فيا أيها الناس إتقوا الله تعالى وأعلموا
أنه قد نزل بساحتكم شهر كريم وموسم عظيم
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan Marilah kita pertajam keta’atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu laylatul Qadar.
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan Marilah kita pertajam keta’atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu laylatul Qadar.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan Marilah kita pertajam keta’atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu laylatul Qadar.
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan Marilah kita pertajam keta’atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu laylatul Qadar.
Hadirin yang dirahmati Allah
Diantara momentum Ramadhan yang tidak boleh diabaikan oleh seorang muslim adalah malam laylatul Qadar, yaitu malam diturunkannya al-Qur’an, seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 185
Diantara momentum Ramadhan yang tidak boleh diabaikan oleh seorang muslim adalah malam laylatul Qadar, yaitu malam diturunkannya al-Qur’an, seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى
وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Sungguh malam itu adalah malam mulia, malam penuh
berkah yang tidak boleh diragukan lagi. Karena Allah swt sendiri mengungkapkan
dalam surat ad-Dukhan ayat 3:
إن أنزلناه فى
ليلة مباركة
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi.
Malam yang berkah itu tentunya berbeda dengan malam-malam
lain. Allah swt mengistimewakan nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan.
Karena pada malam itu Malaikat turun ke bumi mengatur segala urusan. Sesuai
dengan perintah-Nya mereka, para malaikat akan menetapkan berbagai takdir
manusia mulai dari rizki, mati, jodoh dan semuanya. Karena itulah di namakan
laylatul Qadar , malam penentuan taqdir manusia. Sudah selayaknya kita sebagai
hamba yang menginginkan taqdir baik, apabila menekuk lutut bersimpuh di
malam-malam itu, karena ini berhubungan dengan nasib kita sebagai hamba.
Seperti seorang budak yang memohon kepada majikannya. Allah mengkhususkan
keterangn ini dalam satu surat penuh, surat al-Qadar:
إِنَّا
أَنْزَلْناهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ *
لَيْلَة الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر * تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ
وَالرُّوحُ فِيَها بِإِذْنِ رَبّـِهم مِّن كُلِّ أَمْر * سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى
مَطْلَعِ الْفَجْر
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada
malam kemuliaan * Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? * Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan * Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan * Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Jika demikian, lantas apakah perbedaan nuzulul qur’an dengan laylatul qadar? untuk menjawab hal ini ada baiknya kita merujuk pendapat Ibnu Abbas bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah dari lauhil mahfudz ke baitul izzah pada malam laylatul qadar secara keseluruhan. Dan kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17 Ramadhan di Gua Hira melalui perantara Jibril.
Jika demikian, lantas apakah perbedaan nuzulul qur’an dengan laylatul qadar? untuk menjawab hal ini ada baiknya kita merujuk pendapat Ibnu Abbas bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah dari lauhil mahfudz ke baitul izzah pada malam laylatul qadar secara keseluruhan. Dan kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17 Ramadhan di Gua Hira melalui perantara Jibril.
Dengan demikian malam nuzulul qur’an yang diperingati
umat muslim di Indonesia pada malam tanggal 17 Ramadhan merujuk pada kali
pertama al-Qur’an diturunkan secara berangsur kepada Rasulullah saw . Adapun
lailatul qadar adalah malam diturunkannya al-Qur’an oleh Allah dari
lauhil mahfudh ke baitul izzah, secara keseluruhan.
Oleh sebab itu hanya Allah swt lah yang tahu persis
waktu-waktu malam laylatul qadar dan pengecualian beberapa orang yang di
kehendaki-Nya sendiri. Hal inilah yang kemudian menghadirkan banyak pendapat
dan penafsiran mengenai laylatul qadar.
Misalkan sebuah hadits imam bukhari yang menyatakan
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan
Ramadhan.” (HR Bukhari). Kedua, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam
terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada
tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)
Kapanpun laylatul qadar itu terjadi, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa Allah akan menilai bukan hanya ibadah kita pada saat
itu saja, namun dari kontinuitas ibadah selama Ramadhan, tidak serta merta kita
hanya memfokuskan penuh beribadah pada hari-hari ganjilnya saja.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Tidak ada ibadah yang lebih mulia di malam-malam ini kecuali dzikir dan berdo’a untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sambil beriktikaf dan memburu Lailatul qadar, segunung doa dipanjatkan. Selaut permohonan ditujukan. Namun apakah saat itu pula dikabulkan?
Tidak ada ibadah yang lebih mulia di malam-malam ini kecuali dzikir dan berdo’a untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sambil beriktikaf dan memburu Lailatul qadar, segunung doa dipanjatkan. Selaut permohonan ditujukan. Namun apakah saat itu pula dikabulkan?
Inilah perlunya intropeksi diri. Mengapa seringkali
do’a-do’a itu hanya terasa mengawang tanpa balasan dari Yang Berwenang? Apakah
ada yang kurang? Mengenai hal ini Ibrahim Adham pernah berkata bahwa
“Doamu tidak dikabulkan Allah lantaran sepuluh perkara:
Pertama, Engkau
mengenal Allah, tetapi engkau tidak mendatangi kewajiban-kewajiban-Nya.
kedua, Engkau
membaca al-Qur’an, tetapi engkau mengamalkan ya.
Ketiga, Engkau
mengatakan menjadi musuh syetan, tetapi engkau malah mengikuti nya.
keempat, Engkau
mengatakan menjadi Umat Nabi Muhammad saw, tetapi engkau tidak mengikuti
jejaknya.
Kelima, Engkau
berkeinginan masuk surga, tetapi engkau tidak mau beramal yang dapat
menghantarkanmu ke surga.
Keenam, Engkau
menginginkan selamat dari api neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke
dalamnya.
Ketujuh, Engkau
mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal
untuk mati.
Kedelapan, Engkau sibuk
meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau tidak mau memperhatikan cela dirimu
sendiri.
Kesembilan, Engkau makan
nikmat dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya.
Sepuluh, Engkau ikut
mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil i’tibar (pelajaran)
dari peristiwa itu.”
Dengan demikian kita sekarang mengerti apa sebenarnya
penyebab ditangguhkannya permohonan-permohonan kita oleh Allah swt. Sebaiknya
kita mengetahui posisi kita dari sepuluh daftar di atas dan segera
memperbaikinya. Mumpung malam-malam ganjil masih tersedia. Sehingga kita dapat
bertamu di malam-malam itu dengan lebih bersih dan percaya diri dengan
do’a-do’a kita.
Demikian khutbah jum’ah kali ini, semoga kita semua
dapat meraih laylatul qadar bersama-sama. Ya Allah kami hamba-Mu ini bukanlah
orang yang malas untuk beribadah kepada-Mu, tetapi alangkah bersykurnya kami,
jika kau taqdirkan kami menjadi hamba-hamba yang shaleh. Amien…
باَرَكَ اللهُ
لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ.
Komentar