kumpulan khutbah
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ نَصَبَ أَعْلَامَ الْحَقِّ وَرَفَعَه.
وَاَوْضَحَ بُرْهَانَهُ وَأَسْمَعَه. وَخَفَضَ الْبَاطِلَ وَوَضَعَه. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ
عَلَى مَا أَسْدَاهُ مِنْ جَزِيْلِ الْإِحْسَانِ وَأَوْسَعَه. وَأَشْهَدُ اَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ عَرَفَ الْحَقَّ وَأَتْبَعَه.
وَعَلَّقَ بِعَفْوِ اللهِ أَمَالَهُ وَطَمَعَه. وَأَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَأَحْسَنَ
الْعَمَلِ وَمَنْ كاَنَ مَعَ اللهُ كاَنَ اللهُ مَعَه. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الذِيْ حَازَ مُفْتَرِقُ الْفَضْلِ وَمُجْتَمَعَه.
وَشُرِّفَ بِمِلَّةِ خُصَّتْ مِنْ بَيْنِ الْمِلَلِ بِالسَّمَاحَةِ وَالسَّعَة.
اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى اله وأصحابه وَمَنِ إفْتَقَى أَثَرَهُ وَاَتْبَعَه.
أما بعد. فيا ايها الناس إتقوا الله تعالى. عباد الله نَجَا الْمُتَخَفِّفُوْنَ فَتَخَفَّفُوْا
مْنَ الذُّنُوْبْ تَلْحَقُوْا.
Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia
Hendaklah kita selalu meningkatkan rasa
takwa kita kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya takwa. Takwa
yang dapat melahirkan amal-amal shaleh, bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
membawa kemaslahatan bagi umat, agama, bangsa dan Negara. Dengan bekal takwa
ini pula kita tinggalkan segala tindakan dan segala tingkah laku yang dapat
merugikan diri sendiri dan juga manusia yang lain, sehingga terciptalah
kehidupan yang aman tentram, damai dan sejahtera.
Bahkan, seseorang bisa dikatakan sebagai
seorang mu’min, apabila didalam segala tingkah laku dan perbuatannya
mencerminkan amal sholeh. Karena pada hakikatnya amal sholeh itu adalah buah
dari kesempurnaan iman. Jadi, setiap orang menyatakan iman pasti menularkan
amal-amal yang sholeh.
Shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, kekasih kita, serta
nabi panutan kita, Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk umat nabi Muhammad
yang mendapat syafaat beliau kelak di yaumil qiyamah.
معاشر
المسلمين جماعة جمعة رحمكم الله
Zaman sekarang,dan bahkan dari dulu, segala sesuatu diukur dengan uang,
keberhasilan seseorang diukur dengan uang, kesuksesan seseorang diukur dengan
uang, bahkan kebaikan seseorang juga diukur dengan uang. Harta menjadi tolak
ukur dari segala-galanya, kesopanan secara sepontan bisa muncul karena uang,
sebaliknya kejujuran bisa pudar juga karena uang. Ironisnya, saudara kandung
bisa lupa kalau keduanya terlahir dari rahim yang sama, juga karena uang.
Seorang haji juga melupakan tetesan air mata taubatnya di baitullahjuga
disebabkan uang. Para penerima amanah juga lupa dengan sumpahnya di bawah
naungan Al-Quran, juga karena uang. Bahkan Allahpun ditipu juga karena uang. Na’uzubillah
Dalam shahih muslim dijelaskan ‘hati seorang yang tua akan selalu merasa
muda karena kecintaannya kepada dunia’. Manusia tidak pernah puas dengan
apa yang ada, maunya bertambah terus, terus, terus dan terus mencari. Hal
ini sudah tergambar jauh sebelum glamoritas bermunculan seperti sekarang ini.
Rasulullah Saw bersabda “andaikan anak keturunan Adam mempunyai dua lembah
harta,tentu dia masih menginginkan lembah yang ketiga. Padahal yang memenuhi
perut keturunan anak Adam hanyalah tanah belaka” (HR.Muslim)
Hadirin yang berbahagia
Sayangnya, setelah uang itu diraup dan dikumpulkan, mereka lupa bahwa ada
kewajiban yang mesti dikeluarkan, yaitu zakat atau infaq dan shodaqah
Ketika kewajiban itu tiba, maka yang ada adalah keengganan mengeluarkannya.
Banyak alasan yang kemudian dimunculkan, mulai ketidaktahunan dengan bagaimana
cara menghitungnya, kepada siapa harus disalurkan, apa saja yang harus
dikenakan zakat, dan lain sebagainya.
Padahal sudah jelas-jelas dalam banyak firman suci-Nya Allah berfirman, di
antaranya surat At-Taubah : 103;
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً
تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ
لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu
membersihkan [mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda]dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk
mereka.Sesungguhnya doa kamu itu(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Di lain ayat juga disebutkan :
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ
وَالْمَحْرُومِ
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[maksudnyaa yang
tidak meminta-minta. (Qs,Az-Dzariyat:19)
Kedua ayat di atas, secara tegas dan jelas menyatakan bahwa ada hak fakir
miskin/kaum dhua’fa di dalam harta orang-orang kaya atau muzakki. Bahkan pada
ayat surat At-Taubah tadi Allah Swt nyatakan dengan kalimat ‘amr
(perintah) ‘ambillah’, maka hukumnya wajib.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah
Dalam riwayat Imam Bukhari dijelaskan, bahwa harta yang tidak dikeluarkan
zakatnya, kelak di akirat akan berubah menjadi ular bermata satu. Ular itu
melilit leher tuannya seraya berkata’aku adalah hartamu ’aku adalah uangmu
yang haknya tidak engkau berikan kepada mereka yang berhak menerimanya’.
Entah apa sebabnya, sudah puluhan ayat dan hadits disampaikan oleh para
muballihg, para ustad, para penceramah atau mungkin sudah membacanya sendiri
dari kitab tafsir maupun hadits, Namun manusia tetap enggan melakukannya, tetap
berat mengeluarkan zakatnya dan tetap tidak mau tahu akan kewajibannya.
Kesemuanya ini sudah menjadi fenomena rakyat Indonesia. Dan ini menjadi bagian
dari tanggung jawab kita bersama.
Saudara-saudara...kenapa semuanya terjadi!
Jawabannya sederhana,mereka terkena penyakit حب الدنيا
وكره الموت , senang
kepada dunia dan benci akan kematian’ akibatnya hati mereka tertutup
dengan hidayah Allah.Yang ada hanyalah keuntungan dan keuntungan. Sementara jika
berzakat, yang nampak hanyalah kerugian, rugi karena harus mengeluarkan
sebagian hartanya. Padahal hanya2,5%nya saja. Artinya, hati mereka sudah
berkarat dan berkerak. Padahal jelas, bahwa setelah ayat perintah berzakat
خذ من أموالهم ada lanjutan lagi berupa janji Allah, yakni membersihkan
harta dan jiwa mereka تطهرهم وتزكيهم بها juga akan mebuat hati mereka tentram. Subhanallah,
tidak ada yang lebih diinginkan oleh seorang hamba Allah, kecuali
ketentraman hati dan jiwanya. Maka jangan heran, kalau ada orang miskin yang
nampak tenang, senang dan menang. Sementara orang kaya terlihat resah dan
gelisah.
Sebagai akhir dari khutbah ini, khatib mengajak jamaah sekalian, untuk
sama-sama memahami filosofi seorang tukang parkir. Ketika ada mobil mampir di
arena parkirannya, ia sangat senang dan gembira, karena ada rezeki yang
menghampirinya, mulai dari satu mobil, kemudian dua dan seterusnya. Bahkan tak
jarang mereka bisa mengendarai segala jenis mobil yang menitip di wilayah
parkirannya. Akan tetapi, ia hanya bisa memandang dan menjaganya, atau sekedar
menghantarkan atau memidahkannya, tidak lebih dari itu. Kemudian, ketika si
tuan mobil mengambil mobilnya, dengan iklas si tukang parkir mempersilahkannya,
karena memang mobil itu bukan miliknya.
Saudaraku...,ketika kita menyadari bahwa harta benda adalah
titipan Allah, niscaya keengganan untuk berzakat akan tertepis dengan
sedirinya. Sudah banyak bukti, kalau Allah menginginkan kembali hartaNya dari
seorang hamba, Ia hanya berkata kun fayakun. Mudah-mudahan, Allah Swt
selalu meberikan kasih sayang-Nya kepada kia semua. Amin ya rabbal ‘alamin
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم . سَابِقُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِيْن أمنوا بالله ورسولِه ذلك فَضْلُ
اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاء وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيم. بارك الله لي
ولكم في القرأن العظيم وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْم إِنَّهُ تَعالى جَوَّادٌ كَرِيْم مَلِكٌ بَرٌّ رَءُوْفُ الرَّحيِم .
وأستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Komentar